Caramenulis resensi yang terakhir, pastikan unsur terakhir harus terpenuhi. Yaitu bagian penutup resensi. Penutup resensi bisa dituliskan kesimpulan, dan rekomendasi buku tersebut cocok digunakan untuk siapa dan alasannya. Itulah beberapa unsur-unsur menulis resensi pada buku.

Menulis resensi buku ternyata mendatangkan banyak keuntungan. Usai membaca sebuah buku apa yang biasanya kita lakukan? Cukup mengenang saja, atau mengabadikan kesan-kesan kita terhadap buku tersebut dalam sebuah tulisan? Sebagian besar dari kita mungkin masih memilih opsi yang pertama. Akan tetapi, opsi yang kedua lebih baik dijadikan pilihan. Mengabadikan ulasan, atau kesan dan pesan terhadap buku akan lebih bermanfaat dibanding menyimpannya dalam ingatan saja. Seperti yang kita ketahui bahwa sebetulnya manusia memiliki ingatan yang terbatas, untuk itulah kita menulis resensi. Di samping itu, menulis resensi banyak juga manfaat lainnya bagi kita. Yuk sama-sama cari tahu apa manfaat dari meresensi buku lewat ulasan di bawah ini. 1. Membuat Kenang-KenanganSetelah membaca satu buku, biasanya jarang kemungkinan seseorang membuka dan membaca buku tersebut untuk kedua kalinya secara keseluruhan. Maka dari itu untuk menjaga ingatan kita terhadap isi buku yang dibaca, alangkah baiknya jika seusai membaca buku, segera tulis dalam bentuk resensi dan arsipkan. Kelak, jika kamu ingin tahu buku apa saja yang sudah kamu baca, apa poin-poin penting buku tersebut dan bagaimana pandanganmu terhadap buku tersebut, kamu tinggal membuka file buku resensi yang kamu inginkan. Jika kamu seorang blogger, kamu bisa memposting resensi tersebut untuk dibaca banyak orang dan menjadi referensi untuk mereka. 2. Mengasah intelektualitas dan kepekaanDalam memberikan ulasan terhadap sebuah buku, pastinya kita akan menuliskan bagaimana pendapat kita secara keseluruhan mengenai buku tersebut, apa kekurangan dan kelebihan buku, apa poin menarik yang bisa dijadikan unique selling point bagi tersebut dan penilaian lainnya. Secara otomatis penilaian-penilaian tersebut bisa membuat kita semakin peka, kritis dan objektif. Dengan adanya penilaian-penilaian pribadi itu juga, kita bisa belajar dari kekurangan dan kelebihan buku, sehingga jika suatu saat kita ingin menulis juga, kita bisa menerapkan apa yang menjadi kelebihan dan meminimalisir hal-hal yang kita rasa kurang. 3. Melahirkan kemampuan menulisJika kamu gemar membaca, pasti pernah terlintas keinginan untuk bisa menulis juga seperti penulis favoritmu. Menulis resensi adalah salah satu modal awal untuk mengasah kemampuan menulismu. Banyak orang berpendapat bahwa menulis resensi adalah kegiatan menulis yang paling mudah. Sebab kita tinnggal menulis apa yang sudah kita baca. Jadi kita tidak perlu repot-report bergulat dengan pemikiran dan gagasan terlebih dulu sebelum menulis. 4. Membiasakan Diri BerkompetisiSekarang ini ramai sekali kompetisi resensi buku yang diadakan baik oleh penerbit, media massa atau bahkan penulisnya langsung. Dengan mengikuti kompetisi, biasanya kita akan betul-betul niat dan mengupayakan yang terbaik sehingga menghasilkan sebuah resensi yang berkualitas. Jika ada lomba resensi, jangan ragu dan ikutilah. Di situlah kita bisa mengukur kemampuan kita, dan tak perlu risau dengan hasilnya. Jika menang, kita tahu bahwa kita sudah cukup memiliki modal dan potensi. Akan tetapi jika kalah, kita bisa belajar dari pemenang bagaimana harusnya menulis sebuah resensi yang bagus dan belajar dari kesalahan kita. 5. Mendapatkan Buku dari PenerbitJika rajin mengirimkan tulisan resensi ke penerbit dan dimuat, kita juga bisa mendapatkan buku baru. Selain dari hasil pembelian pribadi, pihak penerbit juga tak akan keberatan mengirimkan buku teraru mereka kepada penulis yang sudah memberikan review terhadap buku terbaru mereka. Cantumkan tulisan kita yang sudah dimuat di meda tertentu, kemudian sertakan lampiran surat bahwa kita sudah meresensi buku dan meminta agar hendaknya penerbit mau mengirimkan buku terbitan terbarunya kepada kita. Jika tulisan resensi kita dinilai bagus, maka media yang kamu kirimi ulasan tersebut akan memuat tulisanmu. Selain mendapatkan kebanggan karena resensimu terpajang di koran atau media online, misalnya, kamu juga akan mendapatkan honorarium. Biasakanlah menulis resensi dengan rutin dan kirimkan ke banyak media. Bagaimana? sudah terpikir untuk menuliskan resensi tiap buku yang selesai kamu baca? Atau bahkan ada di antara kamu yang sudah pernah merasakan secara langsung manfaat menulis resensi buku? Sila berbagi pengalaman di kolom komentar, ya!

Jadi dalam menulis resensi suatu karya harus terdiri dari kelebihan, kekurangan, dan informasi yang diperoleh dari buku atau karya. Tulisan resensi suatu karya biasanya banyak diterbitkan di media masa, baik surat kabar maupun majalah. Nah, bagi kamu yang ingin atau akan menyusun resensi buku, penting untuk mengetahui langkah-langkah
› Buku›Menulis dengan Jenaka, Potret ... Buku kumpulan esai ini dengan kejenakaannya mampu membawa substansi disampaikan dengan ringan kepada pembaca. Andina melihat realitas sosial Jakarta dengan narasi yang sangat komprehensif dengan gaya penulisan yang khas. Judul Menua dengan GembiraPenulis Andina Dwifatma Penerbit Shira Media, YogyakartaTahun Terbit Cetakan I, 2023Tebal Buku 142 halamanISBN 978-602-7760-70-7Abu Nawas, Nasrudin Hoja, dan sederet nama lainnya, seperti Mahbub Djunaidi di Indonesia, merupakan orang yang pandai menyulap tragedi menjadi komedi. Kisah-kisah naas, dari ketimpangan sosial, budaya, politik yang mengakibatkan kemiskinan, diskriminasi, hingga kebodohan sekalipun dijabarkan dengan tidak perlu membuat pembaca mengernyitkan dahi, bahkan mendorong pengakuan Andina Dwifatma, nama-nama seperti Mahbub Djunaidi, Myra Sidarta, Bondan Winarno, Brouwer, dan Simon Carmigelt menjadi referensi dan inspirasi bagi dirinya dalam merampungkan esai pertamanya yang berjudul Menua dengan Gembira. Penulis novel Semusim, dan Semusim Lagi sekaligus pemenang Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta DKJ itu meletakkan kejenakaan—meminjam bahasa Jakob Oetama—sebagai identitas dalam arah dan format kepenulisannya saat mengomentari kumpulan buku Mahbub Andina, relief bangunan dan gestur sosialnya itu perlu ditelisik musababnya, utamanya kaitannya dengan identitas masyarakat modern budaya popSembari menikmati keheningan kamar mandi, tidak membutuhkan ruang pribadi yang terkunci, dengan alunan musik yang geli, barangkali pembaca bisa berinteraksi dengan penulis dalam buku setebal 142 halaman ini. Ada fakta-fakta yang tertuang penuh gelitik, seperti memasang cermin di muka sendiri. Kehidupan sehari-sehari menjadi narasi yang kuat tanpa menghilangkan delik di pinggiran Jakarta, dengan jarak tempat kerja di pusat perkantoran Jakarta, banyak menyisakan ”ketergangguan” bagi Andina. Dia melihat gaya-gaya bangunan mungil, nama-nama senja’ yang menempel di lapak-lapak warung kopi atau kafe dengan gejal budaya Andina, relief bangunan dan gestur sosialnya itu perlu ditelisik musababnya, utamanya kaitannya dengan identitas masyarakat modern Jakarta. Di sinilah Andina mengurai konstruksi budaya pop dengan sangat gamblang, hal yang barangkali, tidak pernah kita pertanyakan dan menganggapnya sebagai gejala yang menilai bahwa kehadirannya tidak bisa lepas dari budaya pop yang kemunculannya dimulai dari sebuah film berjudul Filosofi Kopi; film yang memaras kafe tanpa colokan dan Wi-Fi. Kafe yang dicitrakan sebagai ruang ngobrol dan serius. Kopi menjadi minuman yang di dalamnya mengasapkan aroma hidup, senja, termasuk kafe mungil, tulisnya, punya jargon ”teman dan kontemplasi”. Tentu saja ini nanggung, lanjutnya. Mestinya ada kafe bernama ”Kopi Derrida” dengan jargon ”obrolan dan dekonstruksi” atau ”Janji Foucault–tawa dan kuasa” hlm 41. Dengan gaya seperti itulah, penulisan buku ini menjadi hidup dan jenaka. Dia menggambarkan realitas budaya pop dengan bahasa-bahasa hentakan, tetapi membuatnya menjadi budaya pop ini pun tak jarang menyeret isu-isu sensitif seperti agama dan etnis. Ayat-ayat Cinta atau Cek Toko Sebelah menampilkan pengaruh yang begitu mendalam dalam kehidupan masyarakat. Bahkan, nyaris tidak bisa disangkal semangat ekspresi keagamaan yang memunculkan polarisasi, pribumi dan non-pribumi, hingga memunculkan kesadaran mengenai posisi kelompok sosial yang menggambarkan realitas budaya pop dengan bahasa-bahasa hentakan, tetapi membuatnya menjadi ada hubungan antara film dan realitas sosial kita. Dengan mengutip Ariel Heryanto, jelas mengatakan ada hubungan intim antara kenikmatan dan identitas. Bahwa orang menonton film tidak sekadar membunuh waktu atau ngefans mati-matian belaka, tetapi saat menonton sedang memproyeksikan diri ke dalam komplet, saat budaya pop itu berselingkuh dengan tubuh kelas sosial menengah ke atas. Mereka yang takut ada kerut di bawah kantong matanya yang mulai hitam, lalu buru-buru berburu skincare beriklan ”kulit bening seperti kaca ala artis Korea”.Atau tiga kali dalam seminggu ke dokter kulit untuk mengatasi masalah kulit. Dengan proses keseluruhan tidak sampai 15 menit untuk memperoleh kulit mulus, halus, cerah, tidak berkerut. Saat tiba membayar, saya sadari area yang paling bermasalah adalah kantong–untuk proses singkat itu saya ditagih hampi dua juta rupiah hlm 102.Cerita dari pinggiranNumpang Parkir, Kantor Berita Medsos, lalu Dokter Amin, adalah sederet judul yang mengisahkan persoalan dengan sepele. Dari Numpang Parkir kita disajikan uraian problematik hubungan lahan, mobil, dan gaya hidup di Jakarta. Dia tidak hanya mempertentangkan ketersediaan lahan pribadi untuk mobilnya, tetapi menggambarkan relasi mobil dengan gaya hidup, berikut gelaran bisa membeli dua mobil hanya karena aturan genap-ganjil tanpa memikirkan bahwa rumah yang ditempatinya tidak cukup punya lahan parkir pribadi di rumah kontrakannya. Atau enteng berucap bahwa mobil yang lama sudah menjadi tren bagaimana tiba-tiba, konflik Rusia-Ukraina itu diulas menjadi opera sabun oleh emak-emak. Gandum memengaruhi harga mi, begitu sumber dari grup percakapan. Kalau saya sarjana hubungan internasional, melihat ketegangan Rusia-Ukraina direduksi menjadi plot opera sabun pastilah membuat ingin mengunyah kuaci sekulit-kulitnya hlm 52.Termasuk tentang Dokter Amin, yang dikira menderita Covid-19 setelah melihat gambar di percakapan grup, padahal gambar yang tertera bukanlah milik sang dokter atau perawatnya. Gemuruh panik diikuti oleh rasa saling curiga, delik awas, dan raut takut menjadi riuh sebelum kebenaran menginformasikan secara bisa membeli dua mobil hanya karena aturan genap-ganjil tanpa memikirkan bahwa rumah yang ditempatinya tidak cukup punya lahan parkir pribadi di rumah di atas menjadi fenomena sosial yang sebenarnya bisa menjadi bahan tesis atau tulisan ilmiah lainnya atau dikaji dengan teori-teori. Apalagi tentang Jakarta, tentang Betawi. Yang faktualnya, tidak hanya sebagai ibu kota, tetapi episentrum ”gejolak” Indonesia. Sampai-sampai, orang Lebak pernah bilang, lebih mengenal Gubernur Jakarta karena TV yang ditontonnya melulu me-rerun siaran dari kata Mahbub, ”Betawi adalah …. Betawi…. Dalam banyak hal ia merasa tergusur dan kececeran dalam persaingan metropolitan. Dalam banyak hal ia tidak cerewet walau pemerintah daerahnya dipegang orang kampung lain”.Baca juga Bergulat dengan "Kebenaran"Dan buku ini, dengan kejenakaannya mampu membawa substansi disampaikan dengan ringan kepada pembaca. Andina melihat realitas sosial Jakarta dengan narasi yang sangat komprehensif dengan gaya penulisan yang khas. Ringan, jenaka, tanpa mengesampingkan substansi permasalahan dalam pergulatan sosial Jakarta dan ”pinggirannya”.Ahmad Riyadi, Asisten Anggota KPI Pusat, Alumnus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Lakukandengan teliti agar tidak terjadi kesalahan terutama saat menulis identitas buku. Tahap penegerjaan dimulai dengan menentukan sebuah judul dari resensi yang akan Anda buat. Kemudian membuat sebuah ringkasan secara garis besar. Jangan lupa untuk memberikan penilaian terkait buku/karya yang telah Anda baca.
Ilustrasi Membaca Buku foto UnsplashKebanyakan orang akan mencari resensi buku sebelum membeli buku baru. Ini dilakukan untuk mengupas garis besar sebuah buku, mulai dari sinopsis, pengarang, kekurangan, hingga sisi lain, resensi buku juga kerap dijadikan tugas di sekolah, khususnya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Tugas ini diberikan untuk melatih kemampuan siswa/i dalam memahami sebuah karya dan memberi resensi buku terpampang di media cetak seperti surat kabar dan majalah. Namun seiring berjalannya waktu, resensi juga bisa ditemukan di sejumlah situs yang mengulas buku secara untuk memahami resensi buku lebih dalam, simak penjelasan berikutApa Itu Resensi Buku?Mengutip buku Mari Meresensi Buku yang ditulis oleh Marwoto 2020, resensi berasal dari bahasa Belanda, yaitu rencentie yang artinya wawasan. Sementara itu resensi buku adalah kegiatan mengulas isi buku yang akhirnya menarik kesimpulan berupa pandangan terhadap topik yang dibahas dalam buku juga berarti memahami, mempelajari, menganalisa isi buku dengan tujuan menemukan kelebihan dan kekurangannya. Sasaran resensi buku mencakup dua arah, yakni penulis buku dan calon pembaca penulis buku, resensi berfungsi sebagai pertimbangan berupa saran untuk memperbaiki kekurangan buku. Sedangkan bagi pembaca, referensi dapat memberikan gambaran umum terkait buku Bahasa Indonesia 3 tulisan Dra. Idda Ayu Kusrini, 2008, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam meresensi buku, antara lain sebagai berikutPengenalan terhadap buku yang diresensi meliputi tema, deskripsi isi, penerbit, waktu penerbitan, lokasi penerbitan, tebal halaman, identitas buku yang akan diresensi dengan cermat, teliti, dan bagian-bagian buku yang penting untuk dijadikan intisari buku yang hendak sikap dalam menilai kerangka penulisan, bahasa, serta aspek atau merevisi hasil Buku foto UnsplashMetode Resensi BukuTerdapat beberapa metode penulisan resensi yang bisa diterapkan, di antaranyaDalam metode ini, penulis mempertimbangkan bobot suatu karya yang akan diresensi. Karya tersebut diukur dengan standar yang ditentukan oleh kekuatan dalam bidang khusus, di mana karya itu impersionistik adalah metode yang mengandalkan pertimbangan terhadap suatu karya dengan melihat dari sudut pengaruhnya yang membuat diri penulis menjadi insan yang sensitif. Mutu kritik bergantung pada penilaian subjektif pribadi laporan adalah metode yang sifatnya deskriptif. Dalam metode ini, penulis akan memberikan gambaran tentang isi buku. Penulis juga memaparkan pendapatnya dalam resensi panoramik menampilkan pandangan penulis yang sifatnya bersejarah. Dalam hal ini, penulis akan membandingkan rentetan sejarah dengan buku yang diresensi. Buku yang dibandingkan harus memiliki kategori atau tema yang Membaca Buku foto UnsplashContoh Resensi BukuUntuk lebih jelasnya, simak contoh resensi buku yang dikutip dari buku Bahasa Indonesia 3 tulisan Dra. Idda Ayu Kusrini, 2008Judul Buku Daripada Bete, Nulis Aja! Penulis Caryn Mirriam Goldberg Penerjemah Lusy WidjajaAnda sedang bete? Nulis aja! Begitulah inti dari buku ini. Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa, konon katanya adalah bakat yang dibawa seseorang sejak lahir. Namun, tidak semua orang mau dan mampu mengembangkan bakat itu menjadi tulisan yang dapat dinikmati dirinya maupun orang lain. Nah, buku ini mengajak kita untuk mengembangkan potensi terpendam menarik dengan sasaran pembaca para remaja ini ditulis oleh Caryn Mirriam Goldberg, seorang penyair Amerika yang mulai menulis sejak remaja. Ditulis dengan gaya bahasa remaja, buku ini terdiri atas tiga bagian. Bagian pertama dengan topik "Cobalah! Memahami Diri dengan Menulis" berisi 12 alasan-alasan mengapa meletakkan pena di atas kertas sangat penting dan bermanfaat, bagaimana. berpikir seperti penulis dan cara peningkatan kreativitas, serta kiat-klat menulis untuk melatih dan mengasah keterampilan kedua dengan topik "Menyelami Hidup Membuat Gelombangmu Sendiri" dirancang untuk mendorong kebiasaan menulfs. Bagian ini berisi aktivitas-aktivitas menulis yang membantu pembaca memahami dunianya, dirinya, perasaannya, dan masa depannya. Di sini ditemukan bahwa menulis itu gagasan yang tidak pernah kering ialah hidup si penulis itu sendiri."Penghalusan Mengapa harus revisi?". Di bagian ini akan ditemukan alasan mengapa harus menyunting. Bagian ketiga dari buku ini bertopik Buku ini ditutup dengan topik "Anggaplah Rumah Sendiri Menulis di Tengah Masyarakat." Di bagian ini dibahas pentingnya berhubungan dengan pembaca dan penulis lain, mengikuti kursus menulis, mengikuti klub baca, bergabung dengan kelompok penulis, dan berusaha agar karyanya diterbitkan dijelaskan di sini. Bagian ini memuat pula informasi-informasi berguna tentang manfaat dan tantangan dalam menerbitkan tulisanmu. Berdasarkan pengalamannya, Caryn melengkapi buku ini dengan contoh-contoh tulisan dari para remaja, saran-saran dan kutipan-kutipan dari penulis ternama, berbagai data yang menunjukkan jalan ke arah buku-buku, situs internet, dan piranti berguna lainnya. Buku ini dapat menjadi jembatan bagi setiap orang untuk mengembangkan potensi dirinya melalui menulis perjalanan ke dalam dirinya dan ke dunia luar. Seperti yang dikatakan oleh Henry Miller,"Menulis, bagaikan hidup itu sendiri adalah sebuah perjalanan penemuan." Selamat membaca dan mencoba menulis, dan menulis!Apa Itu Resensi Buku?Fungsi Resensi Buku bagi Penulis dan PembacaMetode Resensi Buku

Halpertama yang perlu dipahami adalah hal mendasar, yakni memahami pengertian dari resensi buku itu sendiri. Secara etimologi atau asal kata, resensi berasal dari bahasa Belanda yaitu resentie yang memiliki arti "kupasan atau pembahasan". Baca Juga: Pengertian Buku Pengayaan, Jenis, dan Cara Menulisnya.

Ilustrasi langkah-langkah menulis resensi. Foto sekolah maupun kuliah, membuat resensi buku adalah salah satu tugas yang diberikan kepada seorang pelajar. Biasanya seorang guru maupun dosen memberi tugas untuk meresensi sebuah novel ternama, terlaris, maupun yang banyak peminatnya. Namun meresensi tak sebatas buku fiksi saja, namun juga buku-buku non fiksi. Untuk membuatnya, memahami langkah-langkah menulis resensi merupakan sebuah keharusan. Apa sajakah itu? Simak selengkapnya dalam artikel Langkah-Langkah Menulis Resensi Buku Fiksi dan Non FiksiSebelum ke langkah-langkah menulis resensi, kita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan resensi?Resensi diambil dari bahasa Latin, recensere yang artinya menimbang. Sedangkan secara istilah, resensi adalah sebuah tulisan ilmiah yang membahas isi sebuah buku, termasuk kelemahan dan kelebihannya yang diberitahukan kepada dari itu, seorang penulis resensi haruslah seorang yang jujur dan paham terhadap isi buku. Selain itu mengetahui langka-langkah menyusunnya adalah sebuah kewajiban seorang penulis meresensi sebuah novel. Foto langkah-langkah untuk menulis resensi buku yang dikutip dari buku Cara Efektif Meresensi Buku karya Dian Santini dan Amelia Muna Nst 202023Langkah-langkah praktis yang dapat Anda gunakan untuk membuat resensi sebuah Melakukan penjajakan atau pengenalan buku yang diresensi, meliputiTema buku yang diresensi, serta deskripsi penerbit yang menerbitkan buku itu, kapan dan di mana diterbitkan, tebal jumlah bab dan halaman, format hingga harga jika perlu.Siapa pengarangnya nama, latar belakang pendidikan, reputasi dan presentasi buku atau karya apa saja yang ditulis sampai alasan mengapa ia menulis buku / bidang kajian buku itu ekonomi, teknik, politik, pendidikan, psikologi, sosiologi, filsafat, bahasa, sastra, atau Membaca buku yang akan diresensi secara menyeluruh, cermat, dan teliti. Peta permasalahan dalam buku itu perlu dipahami dengan tepat dan Menandai bagian-bagian buku yang memerlukan perhatian khusus dan menentukan bagian-bagian yang akan dikutip sebagai data Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi. Menentukan sikap atau penilaian terhadap hal-hal berikut iniOrganisasi atau kerangka penulisan; bagaimana hubungan antar bagian satu dengan Iainnya, bagaimana sistematika, dan pernyataan; bagaimana bobot idenya, seberapa kuat analisanya, bagaimana kelengkapan penyajian datanya, dan bagaimana kreativitas bagaimana ejaan yang disempurnakan diterapkan, bagaimana penggunaan kalimat dan ketepatan pilihan kata di dalamnya, terutama untuk buku-buku teknis; bagaimana tata letak, bagaimana tata wajah, bagaimana kerapian dan kebersihan, dan kualitas cetakannya apakah ada banyak salah cetak.Sebelum melakukan penilaian, alangkah baiknya jika terlebih dahulu dibuat semacam garis besar outline dari resensi itu. Outline ini akan sangat membantu kita ketika Mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan menggunakan dasar-dasar dan kriteria-kriteria yang telah kita tentukan itu dia langkah-langkah menulis resensi buku fiksi maupun non-fiksi. Semoga dapat membantu dalam proses pembuatan resensi yang baik. Selamat mencoba! MZM

1 Memberi informasi atau keterangan menyangkut masalah yang digagas penulis. 2. Memberikan penilaian dan penghargaan tentang isi buku. 3. Mengetahui kesesuaian latar belakang keilmuan penulis dan isi buku yang dibahas. 4. Memberikan penilaian mengenai kelemahan dan keunggulan buku. 5.

. 142 404 299 366 73 81 370 68

sebutkan format penulisan resensi buku